Manusia terkadang was-was dan selalu merasa
khawatir dengan masa depannya masing-masing. Seperti seorang siswa yang
mendapatkan soal ujian, kita selalu dihadapkan dengan rasa kurang percaya diri dan
pada akhirnya mencoba banyak hal bahkan hal-hal yang dilarang.
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Kita dilahirkan untuk menang katanya? Padahal
tidak semua siswa mampu akan hal itu, hal ketika harus dihadapkan kepada
kenyataan yang pahit seperti tidak lulus ujian. Sama halnya seperti kita
manusia biasa yang mencoba untuk terus menaiki tangga yang sama dengan banyak
orang yang ingin dipuncaknya.
Sekali lagi, kita tidak akan pernah bisa.
Kenapa? Kita tidak akan pernah bisa untuk meraihnya jika kita tidak mempunyai
empati kepada orang lain. Tangga ini tak akan mampu menahan banyak muatan.
Semua orang memimpikan ada dipuncaknya tapi kita lupa bahwa tangga ini tak akan
mampu berdiri karena keangkuhan dan keegoisan kita sendiri.
Kita tak perlu menjadi yang spesial dan
satu-satunya pada tangga tersebut. Kita hanya perlu mencari cara agar kita pun
ada dipuncak tanpa harus menjatuhkan kawan kita yang lain. Bagaimana caranya?
Carilah tanggamu sendiri, berhentilah ingin menjadi orang lain dan ikut-ikutan.
Berbuat baiklah kepada sesamanya, kepada banyak
orang dan tetaplah bermanfaat bagi semesta ini. Singkirkanlah terlebih dahulu
beban beban yang menghalangimu dan carilah tempat dimana kamu dapat menemukan
ketenangan hati. Maknailah jengkal demi jengkal pengorbananmu dan tanyakan
kepada diri sendiri untuk siapa kamu berkorban?
Jangan pernah, sekali lagi jangan pernah kamu
ingin menyingkirkan orang lain untuk menjadikanmu terlihat bermakna. Padahal
apa yang kamu pikirkan tentang “makna” dirimu adalah salah karena kebutaanmu
terhadap rasa kemanusiaan dan hati nurani.
Dunia ini terlalu sempit jika hanya dan untuk
kompetisi saja. Kamu harus tahu bahwasanya Allah SWT menilaimu bukan karena
posisimu didunia tapi Allah SWT menilaimu keikhlasanmu dan kesabaranmu dalam
menjalankan tugasmu di dunia.
Syukurilah dengan apa yang telah Allah SWT
berikan kepadamu, dan jangan mempertanyakan dulu apa yang belum bisa Allah SWT
berikan kepadamu. Cukuplah bagimu untuk bermuhasabah dulu mengoreksi dulu apa
dan kenapa kamu belum layak menerima puncak tangga tersebut.
Syukuri setiap apa yang telah diberikan sampai
hari ini, niscaya hatimu akan tenang. Dengan ketenangan hatimu kamu pasti akan
menemukan pencerahan dan kebenaran akan dirimu sendiri. Syukuri Hari Ringankan
Hati.
Post a Comment