x9iXyGPMXQeKKlpX8lac8UjwJ5Wv9XduLyNcwRkJ

Kartini Perlu Kita Muliakan, Bukan Beri Dia Beban

Lusa lalu adalah peringatan besar untuk mengenang jasa pahlawan yang sangat kita kenal dengan sebutan Ibu Kartini. Ibu yang sangat agung dan terkenal dalam mencerahkan kehidupan bangsa terlebih bagi kaum hawa diseluruh Indonesia. Beliau adalah ibu bangsa yang menghapus sekat-sekat genderisasi dalam dunia politik terlebih dalam dunia pendidikan. Tidak ada yang tidak mengenal jasa beliau, beliaulah yang mampu memberikan srikandi Indonesia para kaum hawa Indonesia untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Ingin Link Grup Whatsapp Anda Disini, Klik Contact Ya
Ingin Nambah Subscribe, Klik Contact Ya 

Ingin Nambah Follower IG, Klik Contact Ya
Kartini adalah representatif kemajuan berpikir kaum hawa. Maka sangat tidak heran disetiap lini kehidupan masyarakat, berbangsa dan bahkan bernegara ada saja wanita yang menorehkan prestasinya dikancah nasional bahkan dunia. Banyak sekali deretan wanita sukses di Indonesia bahkan dalam dunia politik Indonesia pun banyak wanita yang telah mencatatkan diri dalam sejarah Indonesia salah satunya adalah Presiden Indonesia ke-5 yakni Megawati Soekarnoputri sebagai wanita pertama Indonesia yang menjadi Presiden. Kita tidak bisa menyebutkan satu-satu karena ini akan memakan banyak waktu dan tulisan yang panjang mungkin pada lain waktu kita akan membahasnya.

Ya betul, tidak ada lagi batasan yang menghalangi wanita Indonesia untuk berpikir dan tidak ada lagi yang menghalangi langkahnya. Emansipasi terus digaungkan pada setiap momen-momen seperti hari kartini. Namun banyak wanita lupa bahwasa nya ada salah satu jasa yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh kaum adam yakni membesarkan anak-anak mereka, itulah tugas mulia seorang kartini Indonesia saat ini yang perlu diperhatikan. Besar dan kecilnya harum dan baunya baik dan buruknya suatu bangsa adalah dimulai dari pendidikan dalam keluarga. Anak tak akan mampu menjadi soleh/solehah jika pendidikan keluarganya tidak cukup. Cukup tidaknya dapat diukur dari kebersamaan seorang Ibu dan anaknya dan bagaimana seorang ibu mampu mendidiknya.

Bagaimana seorang Ibu bisa bersama dan mendidik anaknya jika waktu bersama anaknya telah habis oleh pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh seorang laki-laki. Sungguh keadaan inilah yang sangat dilema, sungguh keadaan inilah yang perlu kita perhatikan seksama. Kartini cukuplah engkau dirumah, dirumah sajalah untuk memberikan yang terbaik untuk masa depan anaknya.

Munculnya sinetron “dunia terbalik” atau lagu pantura “duda araban” adalah contoh dari semua cermin-cermin retak yang terhias oleh seni dan hiburan. Dan mungkin ini semua adalah rasa yang ada dalam masyarakat yang diwakilkan oleh para seniman. Maka tidak heran sinetron dan lagu yang mengangkat tema atau judul ini sangat laris dipasaran.

Kaum adam harus mengangkat derajat kaum wanita dengan hak dan kewajibannya yang telah ada dan menjadi kodratnya. Jangan kau angkat kaum wanita dengan cara memperkerjakannya. Muliakanlah kaum wanita dan angkatlah derajatnya. Adam dengarkanlah “kaulah yang seharusnya memikul semua beban dengan menafkahinya”. Wanita adalah suci, wanita adalah keindahan yang diciptakan oleh Allah Swt untuk menjadi garda terdepan menciptakan anak yang berbakti dan tentunya berguna bagi agama, bangsa dan negaranya.

Bebaskanlah Kartini Indonesia!

Post a Comment